parboaboa

Elektabilitas Prabowo-Gibran Meroket, Upaya Penggiringan Opini?

Rian | Politik | 16-01-2024

TPN Ganjar-Mahfud menilai, survei yang mengunggulkan Prabowo-Gibran merupakan penggiringan opini publik untuk membungkam suara kritis masyarakat. (Foto: Dokumen PARBOABOA)

PARBOABOA, Jakarta - Elektabilitas pasangan capres-cawapres 02, Prabowo-Gibran menembus angka 51,8 persen berdasarkan survei Indonesia Polling Station (IPS).

Survei dalam rentang waktu 7-13 Januari ini melibatkan 1.200 responden dengan tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of eror +/- 2,8 persen.

Dilakukan di 38 Provinsi dengan teknik wawancara melalui telopon, hasil survei menunjukkan keunggulan pasangan Prabowo-Gibran, disusul oleh Anies-Muhaimin (Amin) dengan elektabilitas 21,3 persen.

Pasangan Ganjar-Mahfud menempati posisi buntut dengan elektabilitas 19,2 persen. Sementara sebanyak 7,7 persen responden mengatakan tidak menjawab.

Survei juga memotret jika pilpres dilakukan dalam 2 putaran. Hasilnya, jika pasangan 01 berhadapan dengan pasangan 02, Prabowo-Gibran unggul 60,3 persen dari pasangan Amin.

Sementara, jika pasangan 02 berhadapan dengan pasangan 03, hasilnya Prabowo-Gibran unggul 59,4 persen dari pasangan Ganjar-Mahfud.

Peneliti IPS, Alfin Sugianto mengatakan, penurunan elektabilitas pada Ganjar-Mahfud dan Amin disebabkan karena strategi menyerang pada debat ketiga capres yang ditujukan ke Prabowo Subianto.

Ia mengatakan, jika strategi tersebut masih digunakan pada debat-debat selanjutnya, maka elektabilitas Prabowo-Gibran terus naik dan pilpres berpotensi hanya dalam satu putaran.

Survei penggiringan opini publik

Menanggapi survei di atas, Jubir Muda Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Yogen Sogen mengatakan, angka yang menunjukkan keunggulan Prabowo-Gibran merupakan upaya penggiringan opini publik oleh Tim Prabowo Gibran untuk membungkam nalar kritis masyarakat.

Menurut Yogen, potret survei tersebut tidak memiliki gagasan konseptual terkait pembangunan. Karena itu, ia meragukan keberimbangan dan objektivitas survei.

"Elektabilitas 51,8% hanya upaya penggiringan opini publik oleh Tim Prabowo Gibran untuk membungkam nalar kritis publik," kata Yogen kepada PARBOABOA, Selasa (16/1/2024).

Tim Ganjar-Mahfud, kata Yogen meyakini bahwa berdasarkan kerja-kerja lapangan, mendapat banyak dukungan, dan masyarakat cenderung menetapkan pilihan pada pasangan 03, Ganjar-Mahfud.

"Ganjar dan Mahfud konsisten bergerak ke bawah, terus bersama masyarakat. Ini adalah keunggulan kami, karena kami tidak hanya berbicara tentang hasil survei, tetapi kami bergerak menjemput kemenangan yang lahir dari hati masyarakat," tegasnya.

Ia menambahkan, tim Ganjar-Mahfud terus mengingatkan masyarakat agar demokrasi dan konstitusi sejalan dengan etika dan ketaatan nilai. 

Yogen mengatakan, perjalanan memang tidak mudah, terutama menghadapi kekuatan politik logistik yang didukung oleh kekuasaan yang ia anggap nihil etika.

"Kami yakin, mayoritas warga Indonesia masih menaruh harapan besar terhadap sosok pemimpin yang menghadirkan nilai-nilai demokrasi dan menjunjung tinggi amanat reformasi."

Yogen juga menyoroti hasil debat ketiga capres di mana Ganjar berhasil unggul dan mendapat sentimen positif di atas 70%.

Menurutnya, hasil tersebut menjadi catatan serius terhadap Prabowo, dan ia menegaskan, glorifikasi atas kemenangan satu putaran oleh pihak tertentu hanya merupakan imajinasi semu.

"Debat ketiga kemarin Ganjar unggul dan mendapat sentimen positif di atas 70% ini menjadi catatan serius terhadap Prabowo, jadi glorifikasi menang satu putaran oleh 02 adalah imajinasi semu," ungkapnya.

Editor : Rian

Tag : #survei    #prabowo gibran    #politik    #tpn ganjar mahfud    #penggiringan opini pilpres   

BACA JUGA

BERITA TERBARU