parboaboa

Potret Warga Bantaran Kali Ciliwung: Ubah Pelepah Pisang Jadi Uang

Muazam | Metropolitan | 15-07-2023

Hasan sedang merapikan pelepah pisang yang telah dijemur. (Foto: PARBOABOA/Muazam)

PARBOABOA, Jakarta - Hasan (65) memanggul tumpukan pelepah pisang di pinggiran Kali Ciliwung, Condet, Balekambang, Jakarta Timur. 

Ia baru menebang pohon pisang dan memotong batang pisang atau yang biasa dikenal dengan kedebong itu. 

Dengan telaten Hasan mengiris batang pisang lembar demi lembar hingga menjadi sekira 100 lembar untuk satu batang pohon pisang dengan ukuran sekitar 75 centimeter per lembar.

Pelepah-pelepah itu kemudian dijemur hingga kering. Kalau di musim kemarau, lembaran pelepah pisang akan kering dalam satu hari. Sementara di musim hujan, bisa tiga hari dijemur, baru lembaran batang pisang kering. 

Nantinya, pelepah itu akan dijual ke tengkulak seharga Rp1.000 untuk digunakan sebagai pelapis botol madu.

Pekerjaan itu sudah ditekuni Hasan sejak tahun 2000an. 

Pelepah pisang yang sengaja ia tanam di pinggir Kali Ciliwung bisa menambah uang masak bagi keluarganya.

"Sampingan aja sih ini. Daripada nganggur. Kalo lagi ada urusan mah nggak. Sekarang mah kerja serabutan, kalo disuruh bongkar mobil ya bongkar, bongkar motor ya bongkar motor," ujar Hasan kepada PARBOABOA, Sabtu (15/7/2023).

Pelepah pisang dijemur hingga kering sebelum dijual. (Foto: PARBOABOA/Muazam) 

Hasan mengungkapkan, tak sembarang pohon pisang bisa diambil pelepahnya. 

Hanya pohon jenis pisang batu yang jantan atau tak berbuah yang bisa dimanfaatkan pelepahnya untuk menjadi pelapis botol madu.

Hasan tak sendirian, warga bantaran Ciliwung lainnya, Asep juga mengaku menjadi perajin pelepah pisang tersebut.

Asep menggeluti aktivitas itu sejak tahun 2002, namun terhenti saat pandemi COVID-19 di 2021. 

"Saya juga pernah jadi perajin dari tahun 2002, tapi udah nggak lanjut pas 2021. Karena Corona jadi nggak laku, mungkin karena pasokan madunya kurang kali," ucapnya.

Menurut Asep, aktivitas menjual pelepah pisang ini sudah lama dilakukan warga bantaran Kali Ciliwung, khususnya daerah Condet.

Namun, aktivitasnya hanya mengisi waktu kosong untuk menambah pendapatan saja. Bukan menjadi mata pencarian utama.

"Ini buat selingan aja, mengisi kekosongan waktu. Dari dulu udah ada nih, dari harga Rp300 perak," ujar Asep.

Dalam sehari Asep mengaku bisa menghasilkan 300 lembar pelepah pisang siap jual. Kegiatan itu ia lakukan mulai pagi hingga sore.

Peran Penting Ciliwung Bagi Masyarakat

Mantan perajin pelepah pisang, Asep yang tengah mencari rumput untuk pakan ternaknya. (Foto: PARBOABOA/Muazam) 

Hasan dan Asep hanya contoh kecil warga bantaran sungai atau yang biasa disebut masyarakat setempat dengan kali Ciliwung dan masih menggantungkan hidup dari alam.

Ciliwung merupakan sungai yang bersejarah sejak zaman Kerajaan Pajajaran hingga masa Kolonial Belanda. 

Sungai Ciliwung berperan penting bagi kehidupan masyarakat, terutama yang tinggal di sepanjang tepiannya.

Sungai Ciliwung memiliki panjang 120 kilometer dengan luas Daerah Aliran Sungai (DAS) 387 kilometer persegi.

Ia membentang dari hulu di Kabupaten Bogor, meliputi kawasan Gunung Gede, Gunung Pangrango dan Cisarua. 

Lalu, mengalir ke hilir melewati  Kota Bogor, Citayam, Bojonggede, Kota Depok hingga bermuara di pantai utara Jakarta.

Editor : Kurnia

Tag : #ciliwung    #kali ciliwung    #metropolitan    #perajin pelepah pisang    #hasan    #condet   

BACA JUGA

BERITA TERBARU