parboaboa

Warga Protes Proyek Drainase Senilai Rp200 Juta Menggunakan Batu Bekas di Pematang Siantar

Putra Purba | Daerah | 30-12-2022

Plank proyek drainase program pengelolaan dan pengembangan sistem drainase maupun rehablitasi drainase sepanjang Jalan Pertamin hingga Jalan Darussalam, Kelurahan Pondok Sayur, Kecamatan Martoba, Kota Pematangsiantar (Foto : Parboaboa/Putra)

PARBOABOA, Pematang Siantar- Proyek pembangunan drainase sepanjang Jalan Pertamina hingga Jalan Darussalam, Kelurahan Pondok Sayur, Kecamatan Martoba, Kota Pematang Siantar l diduga terjadi penyelewengan. Kontraktor CV Graha SN menggunakan batu cadas bekas untuk mengecor. Warga protes karena nilai pengerjaan mencapai Rp200 juta.

Salah seorang warga, Dika Purba (35) yang tinggal tidak jauh dari lokasi pekerjaan di Jalan Pertamin hingga Jalan Darussalam, Kelurahan Pondok Sayur, Kecamatan Martoba, Kota Pematang Siantar mengeluh karena pengerjaannya menggunakan bahan-bahan material bekas. 

“Aneh banget dari plank proyek aja dapat kita lihat anggaran besar banget dan tergolong luar biasa,” katanya, Jumat, (30/12/2022).

Dika mengungkapkan rasa prihatin terhadap biaya pelaksanaan yang mencapai Rp200 juta, dan masyarakat tidak mengetahui volume pekerjaan berapa orang dan bahan-bahan yang dipergunakan.

Dia menuding, dengan anggaran sebanyak itu hanya untuk meraup untung besar dari pemborong proyek. 

“Apalagi bongkaran bekas proyek juga berserak di jalan menggangu para pemakai jalan, apalagi kalau hujan” ucapnya.

Saat dikonfirmasi pada seorang kepala tukang pekerja bangunan, Simanjuntak mengatakan, penggunaan bahan-bahan yang berada di lapangan berasal dari pihak CV Graha SN sesuai konsep yang dianjurkan mereka. 

“Kami berkerja itu sesuai yang dikasih dari mereka, kami itu transparan saja,” tuturnya.

Ia menjelaskan, konsep yang dilakukan untuk drainase di daerah ini merupakan lining beton, di mana aliran yang masuk ke dalam retak pasangan dengan kecepatan tinggi dapat mengeluarkan bahan-bahan pasangan tersebut. Kecepatan maksimum dibatasi dan berat pasangan harus memadai untuk mengimbangi gaya tekan ke atas.

Diucapkannya lagi, stabilitas pasangan permukaan keras hendaknya dicek untuk mengetahui tekanan air tanah di balik pasangan. Jika stabilitas pasangan terganggu (pembuang), maka sebaiknya dipertimbangkan untuk membuat konstruksi pembebas tekanan (lubang pembuang). 

“Dengan konsep yang diperlukan bahan-bahan yang bagus,” tutupnya.

Tim Parboaboa berusaha melakukan konfirmasi ke Kepala Dinas (Kadis) Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Pematang Siantar, Dedy Setyawan lewat pesan WhatsApp. Hingga berita ini disiarkan, narasumber belum juga memberikan keterangan terkait hal tersebut.

Editor : -

Tag : #drainase    #batu bekas    #pembangunan    #pertamina    #pematang siantar   

BACA JUGA

BERITA TERBARU