sondang | Kesehatan | 17-07-2021
Sedang beredar informasi mengenai banyaknya tenaga kesehatan yang menundurkan diri. Rata-rata dari mereka memilih resign karena beban kerja yang tak sebanding dan insentif dari pemerintah yang belum cair.
Ketua DIB (Dokter Indonesia Bersatu), Eva Sri Diana
Chaniago menyebut alasan para nakes mundur dari pekerjaannya itu kebanyakan
karena kelelahan, beban kerja yang semakin berat seiring dengan lonjakan pasien
Covid-19, namun insentif yang dijanjikan pemerintah justru mampet.
Eva menjelaskan nakes yang menangani pasien Covid-19 sejauh ini dikategorikan menjadi tiga: nakes pegawai tetap di rumah sakit, nakes PNS, dan juga nakes relawan. Dari kategori tersebut, nakes relawanlah yang paling banyak mundur.
"Jumlah yang resign nggak biasa. Banyak nakes yang
resign ini bukan karena hal biasa. Jadi jumlahnya banyak, nggak kayak biasa.
Jadi kebanyakan bukan PNS, yang tidak punya ikatan dengan rumah sakit. Bahkan
misalnya relawan. Relawan itu kan istilah benar-benar ditaruh pemerintah di
situ. Jadi gajinya memang dari insentif," kata Eva saat dihubungi, Jumat
(16/7/2021).
Eva melanjutkan, relawan nakes biasanya dikontrak dua bulan sekali. Mereka mendapatkan penghasilan hanya dari insentif yang diterima tanpa tambahan gaji lainnya seperti tunjangan dan lain-lain. Untuk insentif, ia mecontohkan dokter spesialis Rp15 juta, dokter umum Rp10 juta, dan perawat Rp7,5 juta.
Namun itupun, menurutnya, sering dibayar tertunda sampai berbulan-bulan. Klaim pembiayaan perawatan Covid-19 di faskes yang terlambat dibayar Kemenkes, kaanya, juga menjadi salah satu dugaan membuat rumah sakit telat membayar gaji nakes yang berstatus pegawai tetap rumah sakit.
Lebih lanjut, dia menjelaskan kebanyakan dari mereka
memilih alih profesi. Bahkan, ada yang memilih profesi sebagai ojek online. Ada
pula yang justru memilih bekerja untuk homecare.
Editor : -
Tag : #nasional #kesehatan