parboaboa

9 Macam Tari Dayak: Properti, Gerakan, dan Keunikannya

Yesika Gulo | Pendidikan | 13-11-2023

Tari Dayak (Foto: Instagram/@senibudayakalsel)

PARBOABOA - Tari Dayak adalah tarian tradisional yang berasal dari suku Dayak, bagian dari etnis pribumi yang mendiami pulau Kalimantan, Indonesia.

Suku Dayak terdiri dari berbagai subkelompok yang memiliki budaya dan tradisi yang berbeda.

Tari Dayak sering kali menggambarkan kehidupan sehari-hari, aktivitas berburu, perang, serta berbagai aspek kehidupan tradisional suku Dayak.

Tarian ini sering disertai dengan penggunaan kostum dan atribut khas suku Dayak, seperti hiasan kepala, perhiasan, dan senjata tradisional.

Selain itu, tarian Dayak juga sering diiringi oleh musik tradisional, seperti alat musik gendang, gong, dan sape (alat musik dawai tradisional).

Musik dan gerakan dalam tarian tradisional ini sering mengandung makna-makna simbolis dan cerita yang berhubungan dengan mitos dan kepercayaan suku Dayak.

Pada artikel kali ini, Parboaboa telah merangkum macam-macam tari Dayak lengkap dengan gerakan hingga properti yang digunakan saat menari. Simak sampai selesai ya guys.

Macam-macam Tari Dayak

Tari Perang Suku Dayak (Foto: Instagram/@billymonzterga) 

1. Tari Gantar

Tari Gantar, berasal dari wilayah Kutai Barat, merupakan sebuah tarian yang unik dengan ciri khas yang mencolok yaitu penggunaan tongkat khas yang disebut "Gantar" dan hiasan merah di ujungnya yang disebut "Ibus".

Tari Gantar menggambarkan penanaman padi, yang diwakili oleh gerakan para penari menggunakan tongkat.

Tongkat panjang yang digunakan oleh mereka merepresentasikan alat penumbuk padi, menciptakan sebuah visual yang menggambarkan proses pertanian.

Tari Gantar mencerminkan sebuah ekspresi kegembiraan. Dengan gerakan-gerakan yang menyenangkan, tarian ini dimaknai dengan keramahan dan sambutan hangat bagi para tamu dan pendatang yang dihormati oleh suku Dayak.

2. Tari Kancet Papatai

Tari Kancet Papatai adalah sebuah tarian perang yang berasal dari Kalimantan Timur.

Tarian ini mencerminkan semangat perjuangan suku Dayak Kenyah dalam menghadapi musuh, diringi oleh lagu berjudul "Sak Paku" dan  alunan musik dari alat tradisional yang disebut "Sampe."

Tari Kancet Papatai biasanya ditampilkan dalam berbagai kesempatan, termasuk sebagai tanda penyambutan tamu yang istimewa dan dalam perayaan besar di Kalimantan.

Dalam tarian ini, gerakan-gerakan yang dinamis dan penuh semangat mendominasi penampilan, sembari diiringi teriakan yang penuh semangat dari para penari.

Tari Papatai menggunakan properti tradisional, seperti Pisau Mandau, perisai, dan baju perang adat Dayak.

Kehadiran elemen-elemen ini menambahkan nuansa autentik pada pertunjukan, menghubungkan penonton dengan sejarah dan warisan perjuangan suku Dayak.

Tarian ini juga memasukkan unsur-unsur teatrikal yang menonjol, dengan koreografi yang menampilkan simulasi pertempuran antara penari-penari.

Tarian ini juga menjadi simbol semangat dan keberanian yang dibawa oleh suku Dayak Kenyah.

3. Tari Kancet Ledo

Tari Kancet Ledo atau yang sering dikenal sebagai Tari Gong adalah salah satu tarian asli Kalimantan Timur yang berasal dari Suku Dayak Kenyah.

Tarian ini memiliki peran penting dalam berbagai upacara, termasuk penyambutan tamu istimewa dan perayaan kelahiran bayi yang dilakukan oleh kepala Suku Dayak Kenyah.

Tari Kancet Ledo menggambarkan sifat yang lemah lembut dan kecantikan wanita. Para penari, yang merupakan wanita, mempesona penonton dengan gerakan mereka yang anggun sambil menari di atas sebuah gong.

Tarian ini diberi pengiring oleh musik yang dihasilkan dari alat musik petik tradisional yang dikenal sebagai "Sapek."

Penari wanita mengenakan pakaian adat khas Dayak Kenyah dan sebuah elemen unik yang menonjol dalam tarian ini yaitu penggunaan bulu burung Rangkong atau Enggang yang dijepit di kedua tangan penari.

Hal ini yang memberdakan Tari Kancet dengan tarian tradisional lainnya di Kalimantan Timur.

Selain menjadi bagian dari budaya Dayak Kenyah, Tari Gong juga memiliki kehormatan menjadi bagian dari desain uang pecahan 20 ribu rupiah yang diterbitkan secara resmi oleh Bank Indonesia, memperlihatkan betapa pentingnya tarian ini dalam mewakili kekayaan budaya Indonesia.

4. Tari Hudoq

Tarian Dayak yang satu ini berasal dari pulau Kalimantan Timur, yang dikenal dengan nama Tari Hudoq.

Tarian ini merupakan sebuah warisan budaya yang berkembang khususnya di kalangan suku Dayak Modang dan suku Dayak Bahau.

Tari Hudoq memiliki peran istimewa dalam kehidupan masyarakat Dayak, karena tarian ini hanya ditampilkan pada acara adat yang menandai tibanya musim panen.

Tari Hudoq tidak hanya sekadar hiburan saja, melainan ekspresi mendalam rasa syukur yang dirasakan masyarakat atas hasil panen yang melimpah. Dalam aspek-aspek tari ini, ada keunikan yang mencolok.

Para penari mengenakan kostum yang terbuat dari daun-daun hijau, menciptakan visual yang memikat yang mengingatkan pada alam dan lingkungan sekitar.

Namun, yang membuat Tari Hudoq benar-benar unik adalah penggunaan topeng binatang buas oleh para penari. Topeng ini tidak hanya menghadirkan elemen mistik, tetapi juga menambah kesan dramatis dalam pertunjukan.

Kehadiran kedua elemen ini, yaitu kostum daun dan topeng, adalah bagian integral dari tarian ini, sehingga tanpa keduanya, Tari Hudoq tidak akan sempurna.

5. Tari Hudoq Kita’

Salah satu variasi menarik dari warisan tarian Dayak adalah Tari Hudoq, yang memanfaatkan properti berupa topeng yang dihias dengan gambar wajah manusia.

Keistimewaan tarian ini dapat dibandingkan dengan tari serupa yang disebut Tari Hudoq Kita', terutama dari segi bentuk topeng yang digunakan.

Perbedaan tidak hanya pada bentuk topeng, unsur musik dan gerakan dalam Tari Hudoq juga membedakannya dari Tari Hudoq Kita'.

Meskipun memiliki varian yang unik, keduanya memiliki tujuan fungsional yang sama, yaitu menyampaikan rasa syukur atas hasil panen yang melimpah dari masyarakat.

Secara traditional, Tari Hudoq dan Tari Hudoq Kita' dipertunjukkan khususnya saat masa panen tiba, mengiringi upacara adat yang merayakan kesuburan tanah

Namun seiring perkembangan zaman, Tari Hudoq Kita' juga dapat dinikmati kapan saja tanpa harus menunggu masa panen tiba seperti sebelumnya.

Fleksibilitas ini memungkinkan tarian tersebut tetap hidup dan dapat diapresiasi dalam berbagai konteks budaya.

6. Tari Giring-giring

Tari Giring-giring merupakan salah satu pertunjukan tari yang sungguh memikat perhatian. Mengikuti konsep dasar tarian ini, Tari Giring-giring dapat diartikan sebagai perwujudan kegembiraan dan keceriaan.

Tarian ini tidak hanya sekadar hiburan, melainkan  sebuah pertunjukan yang sangat menarik dan memikat bagi masyarakat yang menyaksikannya secara beramai-ramai.

Daya tarik tarian ini semakin diperkuat oleh bentuk kegembiraan yang diungkapkan melalui hentakan tongkat yang dilakukan oleh para penari. Secara khusus, para penari memegang tongkat pada bagian tangan kiri mereka.

Perhatian terhadap detail membawa elemen khusus dalam Tari Giring, di mana para penari juga memegang kerikil yang ditempatkan dalam sebuah bambu menggunakan tangan kanan mereka.

Suara dari kerikil dalam bambu dan penggunaan properti lainnya memberikan sentuhan meriah dan mendalam pada pertunjukan ini.

Dengan demikian, Tari Giring-giring tidak hanya menyebarkan kegembiraan melalui gerakan, tetapi juga melibatkan unsur suara yang menambah kegembiraan dan keunikan tarian ini.

7. Tari Kinyah Mandau

Tari Kinyah Mandau, sebuah warisan yang terinspirasi dari konsep peperangan yang menghadirkan gerakan yang merefleksikan persiapan prajurit sebelum berperang.

Dalam setiap gerakannya, Tari Kinyah Mandau menggambarkan langkah-langkah para prajurit yang bersiap-siap untuk menghadapi pertempuran.

Khususnya, tarian ini menekankan pada persiapan untuk mengalahkan musuh menggunakan senjata tradisional Dayak, yaitu mandau, dengan fokus pada kepala musuh sebagai target utama.

Karakteristik utama dari Tari Kinyah Mandau adalah kekuatan unsur bela diri yang tercermin dalam setiap gerakannya.

Tarian ini tidak hanya sekadar pertunjukan seni, tetapi juga merangkum esensi keahlian bela diri tradisional yang dimiliki oleh suku Dayak.

Selain itu, kehadiran unsur teatrikal dalam Tari Kinyah Mandau semakin memperkuat dramatisasi pertunjukan ini, menampilkan sebuah kisah perjuangan yang mendalam dan penuh makna.

8. Tari Burung Enggang

Tari Burung Enggang merupakan tari dayak Kalimantan Timur. Masyarakat Dayak Kenyah di Kalimantan Timur meyakini bahwa nenek moyang mereka, menyerupai burung enggang yang turun dari langit, sehingga burung ini dihormati sebagai entitas spiritual yang sarat dengan makna mendalam bagi suku Dayak Kenyah.

Tarian yang lahir sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur, juga dikenal sebagai Tari Burung Enggang atau Tari Enggang.

Tarian Burung Enggang menjadi lambang dari perpindahan masyarakat suku Dayak Kenyah dari satu tempat ke tempat lain.

Pada masa lalu, masyarakat suku Dayak Kenyah sering berpindah tempat atau bersifat nomaden, melaksanakan perpindahan secara berkelompok guna mencari keamanan dan menghindari konflik antarsuku.

Penari dalam Tari Burung Enggang adalah perempuan yang menampilkan gerakan anggun yang merepresentasikan burung enggang.

Pola lantai tarian ini membentuk lengkungan yang menghadirkan keindahan visual. Saat menari, posisi tubuh penari senantiasa menyelaraskan dengan pola lantai.

Para penari mengenakan busana adat Dayak serta ikat kepala yang dihiasi dengan bulu burung enggang.

Properti berupa bulu enggang diikatkan di jari tangan penari untuk menambah keindahan dan keanggunan gerakan tarian.

Untuk melengkapi penampilannya, para penari memakai anting besar, kalung manik, atau taring macan. Tarian ini diiringi oleh musik tradisional suku Dayak menggunakan alat musik seperti gendang, sampe, dan gong.

9. Tari Mandau

Tari Dayak berikutnya yang memikat perhatian adalah Tari Mandau, yang mengambil nama dari properti utama yang dikenakan, yaitu senjata bernama Mandau.

Konsep utama yang menginspirasi tarian ini adalah persiapan perang yang dilakukan oleh prajurit Dayak.

Tari Mandau dianggap sebagai ekspresi yang mencerminkan semangat juang penuh dari prajurit suku Dayak yang sering diidentifikasi sebagai gambaran kekuatan pria dalam masyarakat tersebut.

Meskipun berfokus pada tema perang, Tari Mandau tidak hanya disajikan oleh penari laki-laki. Penari perempuan juga memiliki peran penting dalam menyampaikan keseluruhan esensi tarian Mandau.

Dengan dasar konsep perang tersebut, gerakan yang dipersembahkan oleh para penari membawa unsur akrobatik yang mencolok.

Pola gerakan akrobatik ini memberikan dimensi tambahan pada pertunjukan, mengeksplorasi kecanggihan dan kekuatan fisik para penari.

Selama penampilan, para penari dikomplemeni oleh alunan musik tradisional suku Dayak, terutama melibatkan alat musik seperti gendang dan garantung, menambahkan nuansa khas dan ritmis pada pertunjukan yang spektakuler ini.

Properti Tari Dayak

Properti Tari Dayak (Foto: Instagram/@aksesoris_borneo_pky) 

Ketika membahas properti dalam tari Dayak, ragam komponen bervariasi sesuai dengan jenis tariannya, seperti pada tarian tradisional suku lain.

Properti tidak hanya mengekspresikan karakter penari, tetapi juga membawa cerita unik dari setiap tarian Dayak.

Dalam tarian Dayak, beragam properti umum digunakan, termasuk kostum, alat musik, topeng, tongkat, senjata, dan aksesoris pendukung lainnya.

Semua properti disesuaikan dengan kebutuhan setiap tarian, menciptakan harmoni dan makna penuh antara properti dan pertunjukan.

Contohnya, tari Dayak dengan tema peperangan menonjolkan senjata sebagai properti utama, seperti yang terlihat dalam tari Mandau yang memperkenalkan senjata bernama Mandau. Beberapa tarian Dayak juga menggunakan properti seperti tameng.

Tidak hanya sebagai pelengkap visual, kostum tari Dayak juga disesuaikan dengan tema, seperti dalam tari Gantar yang menggambarkan musim panen.

Kostum mencerminkan suasana masyarakat menikmati hasil panen atau petani yang sibuk memanen. Aksesoris pendukung turut memperkaya suasana masa panen dalam tarian Dayak.

Dalam tari Mandau, perbedaan kostum tidak hanya gaya, tetapi juga mencerminkan nilai dan pesan yang ingin disampaikan, sambil mendukung gerakan akrobatik agar penari leluasa bergerak dan nyaman selama pertunjukan.

Gerakan Tari Dayak

Gerakan Tari Dayak (Foto: Instagram/@lelymonsterga) 

Gerakan dalam tari Dayak mencerminkan keberagaman, bergantung pada konsep utama pertunjukan.

Dalam konteks peperangan, gerakan menjadi kuat dan tegas, sementara tarian yang merayakan kegembiraan menampilkan gerakan energik namun terstruktur.

Setiap tarian Dayak menawarkan variasi gerakan yang unik, disesuaikan dengan cerita dan konsep dasar. Gerakan ini tidak hanya sebagai aspek visual semata, melainkan juga menyiratkan simbolisme dan makna mendalam.

Penonton akan menemukan bahwa setiap tarian Dayak menampilkan komponen gerakan yang berbeda-beda.

Gerakan dalam tari tradisional tidak hanya bersifat estetis, tetapi juga berfungsi sebagai sarana untuk menyampaikan simbolisme dan makna yang mendalam.

Bahkan pola lantai dalam setiap tarian mereka mengandung pola yang khas. Pola Lantai Tari Dayak umumnya mencakup garis lurus atau vertikal, horizontal, lengkung, zig-zag, hingga membentuk huruf-huruf tertentu.

Beberapa tarian yang menampilkan pola lantai tidak beraturan atau sembarang, biasanya terlihat pada tarian dengan elemen akrobatik seperti tari Mandau atau tarian yang menekankan gerakan bela diri seperti tari Kinyah Mandau.

Melalui penggunaan pola lantai yang lebih bebas, tarian-tarian ini mampu mengungkapkan gerakan yang dinamis dan kompleks, sesuai dengan konsep unik yang mereka usung.

Ketika menyaksikan pertunjukan, penonton tidak hanya menikmati koreografi yang indah, tetapi juga terlibat dalam mengartikan cerita yang terkandung dalam setiap gerakan.

Keunikan Tari Dayak

Keunikan Tari Dayak (Foto: Instagram/@sanggarpermataborneo) 

Tari Dayak memiliki keunikan yang menjadikannya sebagai warian budaya yang tetap hidup hingga saat ini.

Keberlangsungan ini sejalan dengan tarian tradisional dari berbagai daerah yang masing-masing mengusung elemen khasnya.

Contoh konkret bisa ditemukan pada tarian Hudoq, yang menonjolkan keunikan melalui topeng dengan motif hewan sebagai ciri khas yang membedakannya dari tarian lain.

Tidak hanya itu, topeng dengan wajah manusia, seperti yang digunakan dalam tarian Hudoq Kita’, juga memberikan sentuhan khas pada pertunjukannya.

Beberapa tarian Dayak lainnya menampilkan keunikan melalui penggunaan senjata yang menggambarkan suasana peperangan, seperti tombak, tongkat, pedang, dan tameng.

Keberagaman ini tidak hanya terbatas pada properti, melainkan juga tercermin dalam kostum-kostum tarian.

Sebagai contoh, tari Hudoq menampilkan penari dengan kostum yang dirajut dari daun-daunan dengan rapi, sementara tarian lain menggabungkan rompi dan elemen kostum lainnya.

Bentuk dan warna khusus dalam kostum juga dipilih untuk memperkuat cerita yang ingin disampaikan dalam setiap pertunjukan.

Demikianlah rangkuman tentang informasi tari Dayak yang tidak hanya mengandung filosofi dan makna mendalam, tetapi juga merupakan warisan budaya yang terus berkembang dan tetap relevan hingga saat ini.

Editor : Ratni Dewi Sawitri

Tag : #tari    #tari dayak    #pendidikan    #tari dayak berasal dari    #keunikan tari dayak    #pola lantai tari dayak   

BACA JUGA

BERITA TERBARU