parboaboa

Tantangan Indonesia Transisi dari PLTU Batu Bara, Butuh Dana dan Investasi Besar

Atikah Nurul Ummah | Nasional | 15-09-2023

Indonesia membutuhkan dana yang besar untuk menghentikan PLTU batu bara dan beralih ke energi bersih. (Foto: iStock/ Schroptschop)

PARBOABOA, Jakarta – Isu mengenai transisi energi menjadi pembicaraan hangat di Indonesia, terutama terkait dampak lingkungan dari pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara.

Namun, Deon Arinaldo, Manajer Program Transformasi Energi dari Institute for Essential Services Reform (IESR), mengatakan bahwa menghentikan operasi PLTU bukanlah tugas mudah dan memiliki risiko besar yang harus diperhitungkan.

Menurut Deon, menghentikan penggunaan PLTU untuk memenuhi kebutuhan listrik memerlukan investasi yang signifikan. Oleh karena itu, semua pihak harus berkolaborasi untuk mencari solusi yang memastikan pasokan listrik tetap stabil.

Sri Mulyani, Menteri Keuangan, dalam Paris Summit 2023, juga menyoroti bahwa proses penghentian PLTU akan membutuhkan biaya pinjaman yang tinggi dan perlu dipertimbangkan, terutama karena Indonesia sedang mengalami proses transisi energi.

Selain itu, perhatian khusus harus diberikan pada infrastruktur yang diperlukan untuk mendistribusikan energi alternatif.

Menurut analisis dari lembaga riset TransitionZero, diperkirakan dana yang diperlukan untuk menghentikan operasi 118 PLTU batu bara di Indonesia sangat besar, mencapai sekitar USD 37 miliar atau sekitar Rp 569 triliun (dengan kurs rupiah Rp15.396 per dolar AS).

Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada tahun 2022, Indonesia saat ini memiliki 253 PLTU berbahan bakar batu bara.

Sebagian besar PLTU terletak di Kalimantan Timur dengan total 26 unit, sementara Banten dan Jawa Timur masing-masing memiliki 22 unit.

Selain itu, terdapat 16 PLTU yang beroperasi di Bangka Belitung, serta 13 PLTU lainnya di Kalimantan Barat. Di sisi lain, Papua Barat hanya memiliki satu unit PLTU yang beroperasi di wilayahnya.

Penggunaan PLTU berbahan bakar batu bara telah lama menjadi pilihan utama dalam pembangkit listrik di Indonesia karena cadangan batu bara yang melimpah dan harganya yang terjangkau.

Namun, penggunaan batu bara juga menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan, termasuk polusi udara dan kontribusi terhadap perubahan iklim.

Dampak PLTU Terhadap Kelangsungan Lingkungan

PLTU batu bara memiliki dampak negatif terhadap ekosistem. Menurut hasil penelitian Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sulawesi Selatan terhaap sebuah PLTU di wilayah Sulsel pada 2023, adanya PLTU batu bara menyebabkan laut di sekitar PLTU tercemar oleh partikel batu bara.

Pencemaran air diakibatkan dari PLTU yang menggunakan air dalam proses pendinginan dan pengolahan limbah. Air yang digunakan dalam proses ini bisa menjadi tercemar dan kemudian mempengaruhi ekosistem air lokal.

Selain dampak lingkungan, pencemaran lingkungan yang ditimbulkan oleh PLTU juga berdampak pada berkurang atau hilangnya akses lahan masyarakat untuk mencari sumber ekonomi seperti petambak, nelayan, maupun petani.

Masalah lain yang kerap ditimbulkan, penggusuran lahan dan perubahan besar terhadap lingkungan alamiah. Ini dapat mengakibatkan kerusakan ekosistem, hilangnya habitat satwa liar, dan berdampak negatif pada biodiversitas.

Editor : Atikah Nurul Ummah

Tag : #PLTU    #batu bara    #nasional    #lingkungan    #energi terbarukan   

BACA JUGA

BERITA TERBARU