Jarang Terekspos, Ini Fakta Menarik Suami Najwa Shihab

PARBOABOA - Ibrahim Sjarief Assegaf atau yang lebih akrab disapa dengan Ibrahim adalah suami Najwa Shihab yang sosoknya jarang terekspos di media.

Berbanding terbalik dengan Najwa Shihab yang kerap tampil di layar TV, keahliannya mengulik dan mendapatkan informasi dari narasumber atau para politikus, kerap mengundang decak kagum dari penonton.

Sosoknya yang dikenal lugas dan tegas, namun tetap terlihat santai. Selain memiliki paras cantik, perempuan berdarah Arab ini juga dianggap sebagai perempuan yang cerdas dengan segudang pemikirannya.

Kehidupan pribadi wanita yang biasa disapa dengan Nana ini menjadi hal yang menarik untuk dicari tahu. Apalagi soal rumah tangganya. Banyak orang yang penasaran siapa sosok suami Najwa Shihab.

Ibrahim Sjarief Assegaf bukan orang sembarangan, selain memiliki profesi sebagai pengacara, Ia juga memiliki segudang prestasi. Lantas, seperti apa sebenarnya sosoknya? Dan bagaimana sepak terjangnya?

Dalam artikel ini, Parboaboa sudah merangkum dari berbagai sumber tentang fakta menarik suami Najwa Shihab lengkap dengan prestasinya. Yuk, simak ulasannya di bawah ini.

1. Ibrahim Sjarief Assegaf Seorang Pengacara Kondang

Melalui informasi dari akun Linkedln miliknya, Ibrahim Assegaf adalah seorang pengacara. Ia tergabung dengan kantor pengacara terkenal bernama Assegaf Hamzah Partner. Selain itu, pria kelahiran tahun 1997 ini menjabat sebagai Direktur di perusahaan hukum online bernama PT Justika Siar Public.

Tak kalah dari sang istri, Ibrahim juga pernah mendapatkan beberapa prestasi, diantaranya penghargaan IFLR 1000 Leading Lawyer in Financial & Corporate, Banking and MBA. Ia juga terdaftar sebagai “Leader in His Field” by Chambers Asia Pacific in Banking & Finance sejak tahun 2016.

Suami Najwa Shihab ini diakui sebagai “Leading Lawyer” by Asialaw Leading Lawyers pada tahun 2016.

2. Lulusan Universitas Luar Negeri

Ibrahim Assegaf pernah menempuh pendidikan S1 Fakultas Hukum Universitas Indonesia, di mana tempat ini menjadi saksi pertemuannya pertama kali dengan sang istri.

Setelah menyelesaikan studinya, pada tahun 2002 hingga 2003 Ibrahim pernah menjadi rekan penelitian tamu di Program Studi Hukum Asia Timur Harvard Law School.

Kemudian, suami Najwa Shihab ini melanjutkan S2 di University of Melbourne pada tahun 2009 dan mendapatkan gelar LLM. Pendidikan S2 ini ditempuhnya dengan fasilitas dari Australian Development Scholarship.

3. Hobi Bersepeda

Melalui akun Instagram pribadinya @issasegaf, pria keturunan Arab ini membagikan momen serunya saat bersepeda. Dalam postingan Instagram Najwa Shihab, ia juga pernah mengunggah momen keduanya sedang berolahraga bersama.

Tak seperti sang istri yang aktif membagikan kegiatan dan pandangannya di media sosial, Ibrahim Assegaf justru lebih tertutup dan jarang mengunggah foto. Terakhir, Ia mengunggah foto pada 22 Desember 2018.

4. Sah Sebagai Suami Najwa Shihab Sejak Tahun 1997

Kisah cinta pasangan yang jauh dari isu miring ini berawal dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Di kampus ini, Nana dan Ibrahim bertemu. Saat itu, Ibrahim merupakan kakak tingkatnya. Keduanya semakin dekat, ketika terlibat cinta lokasi program pertukaran pelajar ke luar negeri bersama.

Setelah merasa yakin, pada tahun 1997 pasangan ini menikah di Solo, Jawa Tengah. Walaupun saat itu Nana masih berusia 19 tahun. Namun, rumah tangga mereka sangat harmonis dan tak pernah berhembus kabar miring. Dari pernikahan ini, mereka dikaruniai satu orang putra bernama Izzat Ibrahim Assegaf, yang kini tengah menempuh pendidikan di Inggris.

5. Sosok yang Hangat Terhadap Keluarga

Memiliki istri sebagai seorang presenter papan atas tanah air, Ibrahim ternyata justru tidak pernah tampil di depan kamera. Namun, menurut pengakuan Nana pada sebuah acara yang disiarkan di TV Nasional, Ibrahim sering memasak untuknya dan Izzat.

Demikianlah fakta menarik dari Ibrahim Assegaf yang merupakan suami Najwa Shihab. Sudah menjalani rumah tangga selama hampir 25 tahun, menurut Nana kunci hubungan harmonis dan langgeng adalah waktu bersama dan komunikasi. Apakah Anda setuju?