parboaboa

Apa Saja Rukun Syahadat? Begini Penjelasan Lengkap dan Maknanya

Nada Lingga | Islam | 30-11-2023

Rukun Syahadat (Foto: Parboaboa/Nada)

PARBOABOA – Rukun Syahadat merupakan pijakan utama dalam ajaran Islam yang menyatakan keimanan seorang muslim. Dua kalimat sederhana namun mendalam ini membentuk inti dari keyakinan umat Islam di seluruh dunia.

Dengan menyatakan "La ilaha illallah, Muhammadur Rasulullah," umat Islam menyampaikan ketulusan hati dalam meyakini bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya.

Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al Quran Surat Ibrahim ayat 27 mengenai syadat, yang berbunyi:

 يُثَبِّتُ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَفِى الْاٰخِرَةِۚ وَيُضِلُّ اللّٰهُ الظّٰلِمِيْنَۗ وَيَفْعَلُ اللّٰهُ مَا يَشَاۤءُ ࣖ

Artinya: Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh (dalam kehidupan) di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.

Kesederhanaan dua kalimat ini mencerminkan kompleksitas iman, mengingatkan umat Islam untuk selalu mengikuti ajaran-Nya dan mengamalkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari.

Berikut ini pembahasan selengkapnya tentang rukun syahadat laa ilaaha illallah dan rukun syahadat muhammadan rasuulullah. Simak pembahasan di bawah ini sampai selesai ya.

1. Rukun Syahadat Laa Ilaaha Illallah

Rukun syahadat laa ilaaha illallah (Foto: Parboaboa/Nada)

Melansir buku Buku Pintar Muslim dan Muslimah oleh Rina Ulfatul Hasanah (2015), ada dua rukun dalam syahadat pertama ini, yaitu:

  1. Laa ilaaha yang bermakna an-Nafyu (peniadaan), menghilangkan segala bentuk sikap, perbuatan, perkataan yang mengandung unsur syirik.
  2. Illalaah yang bermakna al-Itsbat (penetapan), menetapkan hanya Allah SWT satu-satunya Tuhan yang berhak disembah.

Kedua rukun di atas dari rukun syahadat sudah sangat jelas tertulis dalam firman Allah SWT dalam Al-Qur'an berikut ini:

لَا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ قَد تَّبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ فَمَن يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنُ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى لَا انفِصَامَ لَهَا وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

"Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. al-Baqarah: 256)

Dalam ayat lain, Allah SWT berfirman kepada Nabi Ibrahim sebagai berikut:

وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ لِأَبِيهِ وَقَوْمِهِ إِنَّنِي بَرَاءٌ مِّمَّا تَعْبُدُونَ إِلَّا الَّذِي فَطَرَنِي فَإِنَّهُ سَيَهْدِينِ

Artinya: Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya: "Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu sembah. Tetapi (aku menyembah) Tuhan yang menjadikanku; karena sesungguhnya Dia akan memberi hidayah kepadaku." (QS. az- Zukhruf: 26-27)

2. Rukun Syahadat Muhammadan Rasuulullah SAW

Rukun syahadat Muhammadan Rasuulullah (Foto: Parboaboa/Nada)

Melansir buku Buku Pintar Muslim dan Muslimah oleh Rina Ulfatul Hasanah (2015), ada syahadat kedua ini juga terdapat dua rukun di dalamnya, yaitu pada kalimat abduhu wa Rasuluhu yang berarti hamba dan utusan-Nya.

Dalam kalimat rukun syahadat ini, terdapat kalimat yang meniadakan ifrath (melebihkan) dan taftith (merendahkan) diri Rasulullah SAW.

Yang dimaksud melebihkan adalah terlalu berlebihan memandang dan memuja Rasulullah SAW dan hampir menyamakan kedudukan dengan Tuhannya, sedangkan yang dimaksud merendahkan adalah meremehkan keberadaan Rasulullah dan enggan mendengar atau menerima beliau sebagai manusia yang dianugerahi kelebihan dan kesempurnaan budi pekerti.

Dengan demikian yang sebenarnya diharapkan adalah, tetap memperhatikan bahwa Rasulullah SAW hanya seorang hamba seperti manusia biasa akan tetapi beliau adalah hamba yang istimewa dengan segala ketundukan dan kepatuhan terhadap Tuhannya sehingga apa yang ada dalam diri Rasulullah SAW terdapat suri tauladan yang baik dan sempurna bagi umatnya.

Beliau adalah hamba yang diangkat menjadi rasul dan diutus untuk memberi kabar gembira bagi manusia yang benar-benar beriman kepada Allah SWT yang dengan sungguh-sungguh menjalankan apa yang diperintahkan dan menjauhi segala larangan Allah SWT yang dengan sungguh-sungguh menjalankan apa yang diperintahkan dan menjauhi segala larangan Allah SWT.

قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَى إِلَى أَنَّمَا إِلَهُكُمْ إِلَهُ وَاحِدٌ فَمَن كَانَ يَرْجُوا لِقَاءَ رَبِّهِ، فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا

Artinya: "Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: 'Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa.' Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada Tuhannya." (QS. al-Kahfi: 110)

Keistimewaan beliau sebagai hamba adalah dengan diangkatnya beliau menjadi rasul untuk memberi petunjuk dengan kitab yang telah diturunkan kepadanya yaitu Al-Qur'an. Dan dengan kekuasan-Nya, Allah SWT telah memperjalankan rasul-Nya ke Sidratul Muntaha.

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَنزَلَ عَلَى عَبْدِهِ الْكِتَابَ وَلَمْ يَجْعَل لَّهُ عِوَجًا

Artinya: "Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al Kitab (Al-Qur'an) dan Dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya." (QS. al-Kahfi: 1)

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ، لَيْلاً مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَا الَّذِي بَرَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ وَآيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

Artinya: "Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. al-Israa': 1)

Nah, artikel ini telah sebutkan rukun syahadat dan membuktikan bahwa syahadat bukan sekadar serangkaian kata, melainkan jalan menuju kebenaran dan keesaan Allah.

Semoga artikel ini memberikan pencerahan dan memperkukuh keimanan Anda serta mengajak untuk selalu mendalami ajaran agama sebagai panduan dalam setiap langkah kehidupan.

Yuk, mari terus menjaga kebersamaan umat Islam dalam mengamalkan rukun syahadat, sehingga setiap muslim dapat hidup sesuai dengan nilai-nilai luhur Islam dan meraih keberkahan dalam segala aspek kehidupan.

Editor : Sari

Tag : #rukun islam    #kalimat syahadat    #islam    #rukun syahadat    #rukun syahadat laa ilaaha illallah   

BACA JUGA

BERITA TERBARU