parboaboa

Resiko Mobilitas Akhir 2023 Melonjak, Ini Alasannya!

Aprilia Rahapit | Nasional | 16-12-2023

Naiknya mobilitas transportasi di sepanjang liburan pergantian 2023-2023 membuat masyarakat diminta lebih berhati-hati. (Foto: Pexels/Alexsejs)

PARBOABOA, Jakarta - Jumlah pergerakan transportasi pada pergantian baru 2023-2024 cukup membuat khawatir. Masyarakat diimbau untuk lebih waspada. 

Hal itu disampaikan Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata sekaligus Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, Djoko Setijowarno. 

Berdasarkan hasil Survei Online Pergerakan Masyarakat pada Masa Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 oleh Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan tahun 2023.

Dalam survei itu, diperkirakan 26,03 juta jiwa atau 24,19 persen warga akan bepergian dengan mobil pribadi. Kemudian sebanyak 20,14 juta jiwa atau 18,71 persen memakai sepeda motor. 

Sementara itu yang menggunakan kereta api antar kota 13,39 juta atau 12,63 persen, pesawat 13,38 juta atau 12,43 persen, bus 12,29 juta jiwa atau 11,42 persen, mobil sewa 8,31 juta jiwa atau 7,72 jiwa, kapal penyeberangan 4,81 juta jiwa atau 4,47 persen.

Selain itu mobil travel 4,81 juta atau 4,47 persen, kapal laut 2,08 juta jiwa atau 1,93 persen, kereta perkotaan seperti KRL, MRT, LRT, KRD 1,19 juta jiwa atau 1,11 persen, kemudian angkutan lainnya 821 ribu jiwa atau 0,76 persen.

Adapun mobil angkutan sewa khusus atau taksi daring 614 ribu jiwa atau 0,57 persen. Termasuk kereta cepat Whoosh diperkirakan 296 ribu jiwa atau 0,27 persen dan taksi reguler 201 ribu jiwa atau 0,19 persen.

Berdasarkan survei itu, Djoko memandang bahwa pergerakan jutaan kendaraan tersebut cukup menantang dan masyarakat bertanggung jawab dengan keselamatan dan keamanan sendiri dari aspek keandalan moda dan kompetensi.  

"Potensi kecelakaan di masa Natal dan Tahun Baru dengan lonjakan mobilitas pemudik menjadi tantangan besar dan berat dalam pencegahan," papar Djoko melalui keterangan tertulis kepada PARBOABOA, Sabtu (16/12/2023). 

Potensi Kecelakaan Karena Wisata

Djoko menjelaskan, terdapat potensi kecelakaan yang tidak terpisahkan, dimulai dari kecelakaan karena wisata dan melewati pelintasan. Kemudian masih menggunakan yang tak layak, namun masih dipakai ditambag dengan tidak terampil mengemudi, hingga tidak patuh aturan akan meningkatkan risiko kecelakaan. 

Selain itu, masyarakat harus mempertimbangkan musim hujan serta memerhatikan skses menuju lokasi wisata yang rentan terkena banjir, longsor, ambles, licin, berliku, menanjak, dan menurun. 

Adapun bagi masyarakat yang berwisata menggunakan bus wisata, tidak lupa cek statusnya di Sistem Perizinan Online Angkutan Darat dan Multimoda (SPIONAM) milik Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementeran Perhubungan. 

Warga yang akan menggunakan bus wisata, tidak lupa juga  meminta pengusaha bus untuk menunjukkan surat kir kendaraan, kartu pengawas, surat ijin bus pariwisata yang masih berlaku. 

Selain itu pastikan, pengemudi benar-benar memahami kondisi jalur yang akan ditempuh dan meminta dua pengemudi. 

"Jangan tergiur tawaran tarif sewa bus yang murah, namun keselamatan tidak terjamin," tegas Djoko.

Editor : Aprilia Rahapit

Tag : #libur natura    #mobilitas akhir tahun    #nasional    #libur akhir tahun    #natal 2023   

BACA JUGA

BERITA TERBARU