parboaboa

Marak Isu Begal, Ini Permintaan Masyarakat ke Polisi dan Pemko Pematang Siantar

Putra Purba | Daerah | 10-08-2023

Spanduk peringatan agar masyarakat waspada terhadap aksi jambret, begal dan premanisme, dipasang oleh pihak kepolisian di sejumlah titik di Kota Pematang Siantar, beberapa waktu lalu. (Foto: PARBOABOA/Putra Purba)

PARBOABOA, Pematang Siantar - Maraknya kasus pencurian dengan kekerasan (curas) atau yang lebih dikenal dengan istilah begal membuat masyarakat Pematang Siantar resah. Terutama masyarakat yang hendak melakukan perjalanan di malam hari.

Menurut Stefani (26), salah seorang warga Kelurahan Parhorasan Nauli, Kecamatan Siantar Marihat, mengaku takut untuk keluar di malam hari karena isu tersebut.

"Pernah kejadian pas pulang dari kerja saat malam hari, jam 10 malam, dikejar dua orang gitu, mau menjambret, tapi untungnya langsung ke jalan yang ramai," ujarnya kepada PARBOABOA, Kamis (10/8/2023).

Stefani meminta tindakan tegas dari Kepolisian untuk memberantas aksi begal yang meresahkan masyarakat dan mengakibatkan korban jiwa itu.

"Aparat kepolisian, harus bertindak cepat, karena aksi jambret meresahkan warga apalagi sekarang di daerah lain juga merasakan itu. Kita tengok di Medan, takutnya mereka melakukan tindakan itu berdomisili di luar (Pematang) Siantar," katanya.

Warga lainnya, Togatorop (41) menduga munculnya aksi begal karena faktor ekonomi dan lingkungan masyarakat yang kurang mendukung.

"Pemerintah kota seharusnya berupaya mengurangi tindak kejahatan. Hadiri kegiatan-kegiatan yang mendukung masyarakat agar kreatif dan mampu menghasilkan kesejahteraan sendiri. Kasus begal ini terjadi salah satunya karena kurang lapangan kerja bagi yang lulus di masing-masing jenjang pendidikan," ungkap warga Kelurahan Kahean, Kecamatan Siantar Utara itu.

Ia juga mengingatkan wakil rakyat dan pemerintah untuk membuka ruang dialog, agar masyarakat bisa menyampaikan keluh kesahnya.

Togatorop juga berharap Kepolisian mempersempit ruang gerak begal dan jambret di Kota Pematang Siantar dengan melakukan patroli keamanan.

"Belum ada ruang dialog yang diberikan Pemko perihal keberadaan gangster yang juga meresahkan warga. Kepolisian juga harus mendata jumlah gangster yang ada di Kota Pematang Siantar untuk diberikan pembinaan serta mengurangi kegiatan yang dapat mengganggu masyarakat di malam hari," imbuh dia.

Belum Ada Laporan Begal

Menanggapi keresahan masyarakat itu, Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) di Polres Pematang Siantar, Banuara Manurung mengakui belum ada laporan dari masyarakat terhadap aksi begal.

"Laporannya belum ada kita terima terkait curas (begal). Kita (Polres) juga sudah melakukan monitoring selama 3 bulan ini, dan kita menjamin tidak ditemukannya curas (begal) di (Pematang) Siantar," katanya kepada PARBOABOA.

Kepolisian, lanjut Manurung, juga memperketat dengan mengintensifkan patroli di lokasi-lokasi yang rawan begal, agar masyarakat bisa beraktivitas dengan aman, terutama di malam hari.

"Kita mengerahkan 60 personel dalam monitoring setiap harinya, mulai jam 9 malam dan menyebar di setiap kelurahan," ujarnya.

Manurung juga mengimbau masyarakat segera melaporkan daerah-daerah mana saja yang rawan terjadi kasus begal atau curas.

"Harapannya kami juga ada pantauan dari masyarakat, laporan pasti kami akan ditindaklanjuti segera," imbuhnya.

Editor : Kurniati

Tag : #begal    #kejahatan    #daerah    #keamanan    #curas    #jambret    #polisi    #pematang siantar    #berita sumut   

BACA JUGA

BERITA TERBARU