parboaboa

8 Peninggalan Kerajaan Samudra Pasai dan Tempat Ditemukannya

Jesika | Discovery | 21-07-2023

Museum Islam Samudara Pasai, di Desa Beringen Kec. Samudra, Kabupaten Aceh Utara, Aceh (Foto: Instagram/@dutamuseumacehutara)

PARBOABOA – Indonesia memiliki sejarah yang kaya dan menyimpan banyak rahasia dari masa lampau. Salah satu kerajaan yang meninggalkan jejak abadi adalah Kerajaan Samudra Pasai. Kerajaan Islam pertama di Nusantara ini memiliki kejayaan yang mencapai tiga abad, dari abad ke-13 hingga abad ke-16.

Pada tahun 1267 M, Kerajaan Samudera Pasai didirikan oleh seorang tokoh bernama Marah Silu. Pada masa kejayaannya, kerajaan ini menjadi pusat perdagangan yang sangat penting. Para pedagang dari berbagai negara seperti Cina, India, Arab, Persia, dan Siam datang untuk berdagang di tempat tersebut.

Lada menjadi komoditas utama yang diperdagangkan. Keberhasilan Samudera Pasai dalam perdagangan ini disebabkan oleh lokasinya yang sangat strategis, terletak dekat dengan Selat Malaka, tepatnya di Kota Lhokseumawe, Aceh.

Di balik keberhasilannya dalam berkuasa, Samudra Pasai meninggalkan berbagai peninggalan bersejarah yang kini menjadi warisan budaya dan sejarah yang berharga.

Dalam artikel ini, Parboaboa akan mengungkap 8 peninggalan Kerajaan Samudra Pasai yang masih menyimpan pesona dan keajaiban sejarah. Yuk simak artikel dibawah ini!

1. Makam Sultanah Nahrasiyah

Makam Sultanah Nahrasiyah (Foto: AcehTourism.Travel)

Peninggalan kerajaan Samudra Pasai yang pertama adalah Makam Sultanah Nahrasiyah. Makam ini berlokasi di Desa Meunasah Kuta Krueng, Kecamatan Samudera.

Sultanah Nahrasiyah sendiri adalah ratu pertama Kerajaan Samudera Pasai dan merupakan keturunan Sultan Malik Al-Saleh. Pada batu nisannya terdapat kaligrafi yang berisi kutipan Ayat Kursi dan Surat Yasin.  Nisan Sultan Nahrasiyah yang sangat megah didatangkan langsung dari negara Kamboja, lho.

2. Makam Sultan Malik Al-Saleh

Makam Sultan Malik Al-Saleh (Foto: Wikipedia)

Tak hanya Makam sang ratu saja, ternyata makam Sultan Malik Al-Saleh juga merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Samudra Pasai yang sangat berharga.

Sultan Malik Al-Saleh merupakan seorang raja pertama sekaligus pendiri Kerajaan Samudera Pasai

Makam Sultan Malik Al-Saleh, yang diperkirakan berasal dari tahun 1297 M, memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi. Bahkan, diklaim sebagai batu nisan tertua yang pernah ditemukan di kawasan tersebut.

Keberadaan batu nisan ini menjadi bukti kuat adanya pengaruh Islam yang datang dari Gujarat, India, ke Samudera Pasai pada masa itu.

3. Stempel Kerajaan Samudra Pasai

Stempel Kerajaan Samudera Pasai (Foto: tjoapopo)

Peninggalan dari Samudra Pasai berikutnya adalah Stempel Kerajaan Samudera Pasai. Stempel ini menjadi bukti kejayaan dan keberadaan kerajaan Islam tersebut.

Stempel Kerajaan Samudra Pasai pertama kali ditemukan di Desa Kuta Krueng, Kecamatan Samudera, Kabupaten Aceh Utara.

Menurut para ahli sejarah Stempel ini diyakini berasal dari masa pemerintahan Sultan Muhamad Malikul Zahir, penguasa kedua dari kerajaan Samudra Pasai.

Stempel tersebut terbuat dari tanduk hewan dengan ukuran sekitar 2 x 1 cm. Meskipun ukurannya kecil, stempel kerajaan ini memiliki nilai sejarah yang besar, karena mencerminkan adanya administrasi dan otoritas yang terorganisir di Kerajaan Samudra Pasai.

Stempel Kerajaan Samudra Pasai digunakan sebagai alat identifikasi resmi kerajaan, yang mencerminkan kekuasaan sultan serta pengaruh Islam dalam tata kelola pemerintahan.

4. Mata Uang Dirham

Mata uang Dirham (Foto:Twitter/@TeukuDjouhan)

Bukti peninggalan Kerajaan Samudra Pasai selanjutnya adalah mata uang Dirham. Diketahui mata uang ini mulai menyebar hampir keseluruh wilayah yang ada di Sumatra sejak ditaklukan Aceh pada tahun 1524.

Berbentuk logam, mata uang Dirham terbuat dari 70% emas murni sebesar 18 karat.

Pada salah satu sisi mata uang tersebut tertulis nama kesultanan kerajaan kedua yang bernama Muhammad Malik Al-Zahir. Sementara di sisi lain juga tertulis Al-Sultan Al-Adil yang berarti sultan yang membawa keadilan bagi seluruh rakyatnya.

Mata uang Dirham menjadi alat tukar resmi dalam perdangaan di masa itu.

Pada masa pemerintahan Sultan Muhammad (1297-1326), Kerajaan Pasai telah mengeluarkan dinar pertamanya dengan satuan emas yang setara dengan 40 grain atau 2,6 gram.

5. Lonceng Cakra Donya

Lonceng Cakra Donya (Foto: Wikipedia)

Lonceng Cakra Donya merupakan sebuah lonceng berbentuk stupa yang terbuat dari besi Cina pada 1409 M.

Lonceng yang memiliki tinggi 125 cm dengan lebar 75 cm ini merupakan hadiah dari kekaisaran Cina kepada Sultan Smaudra Pasai.

Dalam Lonceng Cakra Donya tersebut terdapat tulisan aksara dalam bahaasa Arab dan Cina. Kedua bangsa ini memang dikenal kerap melakukan hubungan perdagangan.

6. Hikayat Raja-Raja Pasal

Hikayat Raja-Raja Pasai adalah sebuah karya sastra dalam Bahasa Melayu yang menceritakan sejarah dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di Kerajaan Samudera Pasai.

Hikayat ini menggambarkan berbagai aspek kehidupan politik, sosial, dan budaya di kerajaan tersebut.

Dalam hikayat ini, dikisahkan tentang pemerintahan para Raja Pasai, konflik dengan kerajaan lain, penyebaran agama Islam, serta hubungan dengan kerajaan-kerajaan lain di nusantara pada masa itu.

7. Naskah Surat Sultan Zainal Abidin

Naskah Surat  Sultan Zainal Abidin (Foto: YouTube/Kesultanan Nusantara)

Peninggalan Kerajaan Samudra Pasai selanjutnya adalah Naskah Surat  Sultan Zainal Abidin. Surat ini ditulus oleh Sultan Zainal Abisin sebelum beliau meninggal pada tahun 1518 Masehi atau 923 Hijriah.

Naskah surat tersebut dibukukan ke Kapitan Moran yang bertindak atas nama wakil Raja Portugis di India.

Ditulis menggunakan Bahasa Arab, isi dari surat ini menjelaskan keadaan Kesultanan Samudera Pasai pada abad ke-16. Surat ini juga menggambarkan kondisi terakhir Kesultanan Samudera Pasai setelah Portugis berhasil menaklukkan Malaka pada tahun 1511 Masehi.

Dalam surat ini juga disebutkan nama-nama kerajaan atau negeri yang memiliki hubungan erat dengan Kesultanan Samudera Pasai, seperti Negeri Mulaqat (Malaka) dan Fariyaman (Pariaman).

8. Makam Ratu Al-Aqla (Nur Ilah)

Makam Ratu Al-Aqla (Foto: Wattpad)

Peninggalan Samudra Pasai yang terakhir adalah Makam Ratu Al-Aqla. Ia sendiri merupakan putri dari Sultan Muhhamad Malikul Dhhair yang Wafat pada tahun 1380 M.

Makam yang berlokasi di Gampong Meunje Tujoh kecamatan Matangkuli ini berbentuk nisan dan bertulis kaligrafi yang dibuat dalam Bahasa Arab dan Bahasa Kawi.

Demikianlah penjelasan 8 Peninggalan Kerajaan Samudra Pasai. Keberadaan peninggalan kerajaan Samudera Pasai adalah kekayaan sejarah yang tak ternilai. Dengan menjaga dan melestarikan jejak sejarah ini, kita dapat memahami dan menghargai perjalanan bangsa kita. Mari bergandengan tangan dalam memelihara peninggalan bersejarah ini agar tetap hidup dan dapat dinikmati oleh generasi mendatang.

Editor : Sari

Tag : #kerajaan indonesia    #samudra pasai    #discovery    #peninggalan kerajaan samudra pasai    #bukti peninggalan kerajaan samudra pasai   

BACA JUGA

BERITA TERBARU