parboaboa

Pameran Demokrasi Hari Ini, Upaya Generasi Muda Bicarakan Kebebasan Berekspresi

Atikah Nurul Ummah | Nasional | 24-09-2023

Foto Heri Siswanti, salah satu personil grup musik Dialita yang sedang merajut karya Raphael Hayden Tanesia (Foto: PARBOABOA/ Atikah Nurul Ummah)

PARBOABOA, Jakarta – Kebebasan berpendapat dan berekspresi merupakan unsur penting dalam menciptakan iklim demokrasi dan hak asasi manusia yang baik.

Karena itu, sejumlah anak muda dari seluruh Indonesia, menggelar pameran foto yang membicarakan tentang Demokrasi yang bertempat di Kala Kalijaga, Jakarta Selatan.

Dalam pameran tersebut, ada 10 fotografer yang menampilkan interpretasi demokrasi dalam perspektif Generasi Z yang berlangsung sedari tanggal 9, 16, dan 23 September 2023.

Rosa Pangabean dan Yoppy Pieter, kurator pameran Photo Demos, mengatakan bahwa perspektif orang muda, melalui cerita-cerita foto merupakan gambaran relasi negara dan orang-orang yang hidup di dalamnya.

Melalui pemeran itu, mereka menyuarakan ketidakadilan dan hal yang selama ini tabu dari masyakarakat. Macam perampasan lahan, isu eks tahanan politik (tapol) 65, krisis identitas, juga rehabilitasi pengguna narkoba.

Suara Nada yang Sumbang, Sebuah Karya untuk Penyembuhan

Geliat laku musik, sering kali bersumber dari kegelisahan yang dirasakan musisinya. Salah satunya, para penyanyi vokal Dialita alias Diatas Lima Puluh Tahun.

Sebuah grup musik yang beranggotakan para eks tahanan 65 ataupun keluarga bekas tahanan. Mereka memulai bermusik sebagai upaya untuk terus menyuarakan haknya sebagai penyintas 65.

Raphael Hayden Tanesia, seniman foto yang mengambil isu ini menyampaikan bahwa pada mulanya, dirinya merasakan ketertarikan pada isu 65 yang tidak pernah dibahas dalam buku sejarah saat itu.

Hingga akhirnya, Raphael melalui lensa kameranya, mencoba merekam hal-hal yang dialami salah satu personil grup Dialita, bernama Heri Siswanti atau kerap disapa Hersis.

Hersis tumbuh sedari kecil tanpa sosok ayah. Ayahnya, sudah ditangkap menjadi tahanan politik saat itu. Mulai dari situ, dirinya tumbuh dengan banyak stigma sosial yang melekat dengan anggapan anak dari seorang tahanan politik.

Pengalaman yang dilalui, membuat Hersis membatasi diri dalam secara hubungan sosial dengan masyarakat. Orang-orang tidak pernah menggapnya sebagai Hersis, melainkan anak seorang tahanan politik.

Kejadian getir itu, Hersis rasakan hingga usia 59 tahun saat ini. Dirinya mencoba mengakualisasikan diri dari kejadian yang dialami dengan terus berkarya bersama Dialita.

Hersis adalah satu dari sekian banyak Hersis lain yang tidak nampak di permukaan. Ada banyak hal yang luput dari kaca mata sejarah Indonesia.

Pameran Demokrasi ini bukan hanya sekadar pameran foto, melainkan juga sebuah perayaan kebebasan berpendapat dan berekspresi, serta penghormatan terhadap suara-suara yang sering kali terpinggirkan dalam sejarah.

Editor : Atikah Nurul Ummah

Tag : #pameran foto    #eks tapol    #nasional    #demokrasi    #gen z   

BACA JUGA

BERITA TERBARU