parboaboa

Inflasi Terbesar Kotabaru dari Sektor Penerbangan

Andre | Ekonomi | 08-02-2023

Lembaga pelat merah kembali menyoroti sektor penerbangan lantaran menyumbang inflasi tertinggi di Kotabaru, Kalimantan Selatan. (Foto: Parboaboa/Andre S)

PARBOABOA, Jakarta- Sektor angkutan udara kembali menjadi sorotan, setelah menjadi penyumbang utama inflasi tahunan (year-on-year), sebesar 0,19 persen. Data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi yoy sebesar 5,28 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 113,98. 

Inflasi y-on-y tertinggi terjadi di Kotabaru sebesar 7,78 persen dengan IHK sebesar 119,97 dan terendah terjadi di Sorong sebesar 3,23 persen dengan IHK sebesar 112,02.

Dari 7,78 persen tersebut, angkutan udara jadi penyebab tingginya inflasi di Kotabaru, yakni sebesar 1,81 persen. Hal ini kemudian mencuri perhatian sejumlah lembaga pelat merah di Indonesia.

“Kalau kita lihat penyebab atau andil inflasi tertinggi di Kotabaru berasal dari angkutan udara sebesar 1,81 persen,” kata Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian saat membacakan laporan BPS pada Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah di Kantor Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta, Rabu (8/2/2023).

Dikatakan Tito, tingginya harga avtur membuat tiket penerbangan menjadi mahal sehingga menyebabkan inflasi di sektor penerbangan. Tito meminta Pemda membantu pemerintah pusat untuk menjaga tingkat keterisian penumpang (load factor) pada sektor layanan penerbangan.

“Pemda diminta untuk membantu terutama kepala daerah keterisian penumpang agar load factornya cukup. Istilahnya semacam dibuat block seat, jadi dijamin seatnya akan terisi,” kata Tito.

Okupansi penumpang tersebut, kata dia, akan menjamin dan menentukan Break Even Point (BEP) agar operator atau maskapai tidak rugi. Karenanya, hal tersebut perlu menjadi perhatian Pemda agar daerah-daerah yang memiliki bandara pesawatnya bisa beroperasi.

Jika bandara beroperasi, lanjutnya, pihak yang diuntungkan tidak hanya pihak maskapai, tetapi juga pemda dan masyarakat.

Tito menyampaikan, Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Kementerian Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM), dan Kementerian Perdagangan telah melakukan upaya intervensi terkait dengan kenaikan harga avtur tersebut. Tak hanya soal harga, tetapi juga soal penyediaan spare part pesawat dan relaksasi pajak.

“Juga kalibrasi stimulus penerbangan. Di antaranya adalah relaksasi pajak untuk operator. Ini upaya-upaya yang sedang dilakukan, permasalahan yang sedang dilakukan di tingkat pusat oleh Kementerian Perhubungan,” ujarnya.

Sementara itu,  Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Udara Kemenhub Maria Kristi Endah Murni menjelaskan, biaya operasional pesawat tertinggi untuk pesawat adalah penggunaan avtur, sekitar 35 persen dari total pendapan maskapai.

Selain bahan bakar, ujar Maria, sebagaian besar maksapai di Indonesia masih menyewa pesawat dari perusahaan leasing atau lessor.

“Sehingga 13 persennya diserahkan kepada lessor,” kata Maria dalam rapat.

Selain itu, Maria menambahkan, tingkat keterisian kursi penumpang rendah juga menjadi penyebab mahalnya harga tiket.

“Karena memang maskapai akan menaikkan harga mendekati tarif batas sebagaimana yang telah kami atur,” kata Maria.

Perihal keterisian penumpang, Maria mengatakan, jika dalam satu rute angka load factor kurang dari 65 persen, dipastikan harga tiket bakal lebih mahal lagi.

Maria tak menampik apa yang disampaikan Mendagri terkait koordinasi dengan pemda untuk keterisian penumpang. Ia mencontoh beberapa kepala daerah yang berhasil memenuhi keterisian penumpang usai berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan.

"Yang sudah berhasil itu Bapak Gubernur Sulawesi Selatan ya, yang sudah bisa mengisi atau memenuhi keterisian penumpang di daerah Toraja. Kemudian di Jawa Tengah juga, Bupati Ngloram, itu juga beberapa waktu yang lalu sudah berhasil menjaga keterisian penumpang sehingga rute atau bandara tersebut dapat diterbangi," tandasnya.

Di sisi lain, Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Maompang Harahap mengungkapkan, batas atas bahan bakar avtur bulan Februari jauh lebih rendah dibanding Januari 2023.

Ia menyebut, harga avtur beberapa bandara sudah mengalami penurunan dibandingkan harga avtur di bulan Januari.

“Namun demikian, ada beberapa bandara yang memang ada kenaikan. Tapi itu hanya ada 1 bandara yaitu di Sulawesi Tengah mengalami kenaikan Rp338 dibandingkan dengan harga batas atas avtur di bulan Januari 2023,” pungkasnya.

Editor : Betty Herlina

Tag : #inflasi    #penerbangan    #ekonomi    #bps   

BACA JUGA

BERITA TERBARU