parboaboa

Eritrosit Adalah: Fungsi, Struktur, dan Penyebab Kadar Tinggi dan Rendahnya

Sarah | Kesehatan | 28-04-2023

Ilustrasi eritrosit atau sel darah merah (Foto: Freepik)

PARBOABOA – Sel darah merah atau eritrosit adalah salah satu komponen utama dalam sirkulasi darah manusia yang memainkan peran krusial dalam membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh, serta mengangkut karbon dioksida dari dari paru-paru untuk dikeluarkan.

Hal ini terjadi karena eritrosit mengandung protein yang disebut dengan hemoglobin, yang berikatan dengan oksigen dan karbon dioksida. Jumlah eritrosit dalam darah bervariasi, tergantung pada jenis kelamin, usia, dan kesehatan seseorang.

Secara umum, pada orang dewasa, jumlah eritrosit adalah 4,5 dan 5,5 juta per mikroliter darah. Jika jumlah eritrosit terlalu rendah maka akan terjadi kondisi yang disebut dengan anemia. Seseorang yang mengalami anemia cenderung akan merasakan kelelahan, pusing, dan sesak napas.

Namun, apa jadinya jika seseorang memiliki jumlah eritrosit yang tinggi? Dalam artikel ini, Parboaboa akan membahas secara mendalam tentang faktor-faktor yang memengaruhi jumlah dan kualitas eritrosit.

Dengan pemahaman yang baik, kita dapat menjaga kesehatan dan melakukan upaya pencegahan terhadap kemungkinan penyakit yang akan ditimbulkan. Untuk itu, baca ulasan ini sampai selesai ya.

Apa Itu Eritrosit?

Ilustrasi eritrosit (Foto: Fixels)

Sel darah merah atau eritrosit adalah salah satu jenis sel darah yang paling penting dalam tubuh manusia. Sel ini memiliki bentuk bulat pipih dengan diameter sekitar 7,5 mikrometer dan tebal sekitar 2,5 mikrometer.

Menurut European Journal of Haematology, eritrosit mengandung hemoglobin sebagai senyawa protein penyusunnya yang memiliki kemampuan mengikat oksigen.

Fungsi utama eritrosit adalah untuk mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh dan membawa karbon dioksida dari jaringan ke paru-paru untuk dikeluarkan dari tubuh. Proses ini terjadi melalui reaksi kimia antara hemoglobin dan oksigen yang dihasilkan di dalam paru-paru.

Selain itu, eritrosit juga membantu dalam menjaga keseimbangan pH darah dan ion-ion elektrolit. Namun, sel ini tidak memiliki inti dan organel yang kompleks, sehingga memungkinkannya untuk mengandung lebih banyak hemoglobin dan mengangkut lebih banyak oksigen.

Berapa Jumlah Normal Eritrosit?

Jumlah normal eritrosit dalam darah dapat bervariasi tergantung pada usia, jenis kelamin, dan faktor-faktor lainnya. Namun, sebagai acuan umum, jumlah normal eritrosit adalah:

  • Pria: 4,7 – 6,1 juta per mikroliter darah
  • Wanita: 4,2 – 5,4 juta per mikroliter darah
  • Anak-anak: 4 – 5,5 juta per mikroliter darah

Tingkat normal eritrosit pada manusia berkisar antara 4,5 hingga 5,5 juta sel/mm3 darah. Akan tetapi, ada kondisi di mana tingkat eritrosit dapat menjadi terlalu tinggi atau rendah, yang dapat menimbulkan masalah kesehatan.

Eritrosit tinggi atau eritrositosis dapat terjadi karena dehidrasi, kekurangan oksigen, atau penyakit seperti eritremia, sindrom polisitemia vera, dan penyakit paru obstruktif kronik.

Sementara itu, eritrosit rendah atau anemia dapat disebabkan oleh kekurangan nutrisi seperti zat besi, asam folat, dan vitamin B12, kerusakan sel darah merah, dan penyakit seperti leukemia dan lupus.

Fungsi Eritrosit

Ilustrasi eritrosit (Foto: Pixabay)

Menurut Jurnal Ilmiah The Physiological and Pathophysiological Roles of Erythrocyte Vesiculation, eritrosit adalah memiliki peran utama dalam transportasi dan pertukaran gas (oksigen dan karbon dioksida) antara paru-paru dan jaringan tubuh. Berikut penjelasannya:

  • Di kapiler paru-paru, hemoglobin dalam eritrosit adalah mengikat oksigen yang dihirup, membentuk oksihemoglobin. Hal ini memberikan warna merah cerah pada eritrosit dan darah arteri.
  • Eritrosit kaya oksigen kemudian melakukan perjalanan melalui arteri dan mencapai kapiler di jaringan tubuh.
  • Di kapiler jaringan, oksigen dilepaskan dari hemoglobin dan berdifusi ke dalam jaringan untuk memenuhi kebutuhan oksigen tubuh.
  • Pada saat yang sama, karbon dioksida dari jaringan tubuh berikatan dengan hemoglobin, membentuk deoxyhemoglobin. Hal ini memberikan warna biru ungu pada eritrosit dan darah vena.
  • Eritrosit yang kaya akan karbon dioksida kemudian melakukan perjalanan melalui pembuluh darah vena menuju jantung dan kemudian ke paru-paru.
  • Di dalam kapiler paru-paru, karbon dioksida dilepaskan dari hemoglobin dan digantikan oleh oksigen baru yang dihirup.
  • Proses pengangkutan oksigen dan karbon dioksida ini sangat penting bagi tubuh manusia, karena memungkinkan oksigen dan nutrisi lainnya untuk sampai ke seluruh jaringan tubuh dan karbon dioksida yang dihasilkan oleh metabolisme diambil kembali oleh eritrosit untuk dikeluarkan dari tubuh.
  • Jika terdapat gangguan pada jumlah atau fungsi eritrosit, maka dapat menyebabkan masalah kesehatan serius seperti anemia atau polisitemia.

Secara keseluruhan, eritrosit memiliki peran vital dalam menjaga kesehatan tubuh manusia dan menjaga keseimbangan pH dan ion-ion elektrolit dalam darah. Oleh karena itu, menjaga eritrosit normal sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Struktur Eritrosit

Dikutip dari Dimitrios Mytilinaios MD, PhD, eritrosit atau sel darah merah memiliki struktur yang unik dibandingkan dengan sel tubuh manusia pada umumnya. Sel ini memiliki diameter sekitar 7-8 µm yang konsisten, menjadikannya sebagai 'penggaris histologis' yang ideal selama pemeriksaan rutin.

Bentuk eritrosit adalah bikonkaf, yang menyerupai donat dengan pinggiran yang lebih tebal dari bagian tengahnya. Bentuk ini memaksimalkan permukaan total membran sel dan memfasilitasi pertukaran dan transportasi gas, terutama dalam fungsi utamanya sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh dan membawa karbon dioksida dari jaringan ke paru-paru untuk dikeluarkan dari tubuh.

Salah satu ciri khas dari eritrosit adalah tidak memiliki nukleus atau organel intraseluler lainnya, karena semuanya hilang selama proses eritropoiesis. Hal ini memungkinkan eritrosit untuk mengandung lebih banyak hemoglobin dan meningkatkan efisiensi fungsi transportasi gasnya.

Selain itu, eritrosit adalah memiliki struktur membran yang fleksibel yang terdiri dari lipid dan protein, termasuk protein membran glukoprotein dan glukolipid. Protein-protein ini memainkan peran penting dalam pembentukan struktur membran eritrosit dan menentukan sifat permukaannya.

Selain itu, kandungan lipid dalam membran eritrosit juga sangat penting dalam menjaga kestabilan membran sel.

Eritrosit juga memiliki sitoskeleton yang terdiri dari tiga jenis protein, yaitu spektrin, aktin, dan protein 4.1. Sitoskeleton ini berfungsi sebagai rangka protein yang memberikan dukungan dan kekuatan membran sel, serta membentuk jaringan yang terorganisir di dalam sitoplasma sel dan memperkuat membran sel eritrosit.

Dalam kondisi sehat, struktur eritrosit memainkan peran penting dalam mendukung fungsi sel dan mempertahankan keseimbangan oksigen dan karbon dioksida dalam tubuh.

Namun, ada beberapa kondisi medis yang dapat mempengaruhi struktur eritrosit, seperti anemia sel sabit, talasemia, dan defisiensi glukosa-6-fosfat dehidrogenase. Pada kondisi-kondisi ini, bentuk dan struktur eritrosit dapat terpengaruh dan memengaruhi fungsi transportasi gasnya.

Penyebab dan Gejala Kadar Eritrosit Tinggi

Ilustrasi sakit kepala (Foto: Parboaboa/Felix)

Tingginya kadar eritrosit adalah terbagi menjadi dua, yakni:

1. Polisitemia Primer

Polisitemia primer terjadi karena pengaruh bawaan atau genetik. Kondisi ini mengakibatkan sumsum tulang menghasilkan sel darah putih dan trombosit dalam jumlah lebih banyak dari kondisi normalnya.

2. Polisitemia Sekunder

Polisitemia sekunder adalah terjadi karena beberapa kondisi medis yang mendasarinya, seperti, Dilansir dari Polycythemia Vera: Myths, Mechanisms, and Management, kadar eritrosit tinggi atau eritrositosis dapat disebabkan oleh beberapa kondisi medis, seperti:

  • Kondisi hipoksia, yaitu kekurangan oksigen dalam tubuh, seperti pada penderita penyakit paru-paru kronis, gangguan pernapasan saat tidur (sleep apnea), atau keracunan karbon monoksida.
  • Kondisi yang mempengaruhi produksi eritrosit, seperti pada penderita polisitemia vera, mielofibrosis, atau eritropoietin (EPO) yang tinggi.
  • Kondisi yang memicu pelepasan EPO, seperti pada penderita penyakit ginjal kronis atau tumor pada ginjal.
  • Kondisi yang memicu dehidrasi atau kehilangan cairan, seperti pada penderita diare atau muntah yang berkepanjangan.

Gejala eritrositosis tergantung pada penyebab dan tingkat keparahan kondisi tersebut. Beberapa gejala yang dapat terjadi antara lain:

Penyebab dan Gejala Kadar Eritrosit Rendah

Dilansir dari The New England Journal of Medicine, kadar eritrosit rendah atau anemia dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti kekurangan zat besi, gangguan pada produksi sel darah merah, kerusakan sel darah merah, kekurangan vitamin B12 atau asam folat, dan penyakit kronis seperti gagal ginjal atau kanker.

Beberapa penyebab dan gejala rendahnya eritrosit adalah sebagai berikut:

Penyebab

  • Kekurangan zat besi
  • Kekurangan zat besi adalah penyebab paling umum dari anemia. Tubuh membutuhkan zat besi untuk membuat hemoglobin, suatu protein dalam sel darah merah yang membawa oksigen ke seluruh tubuh.
  • Kekurangan zat besi dapat disebabkan oleh diet yang buruk, kehilangan darah akibat menstruasi yang berat atau perdarahan internal.
  • Gangguan pada produksi sel darah merah
  • Produksi sel darah merah dapat terganggu akibat masalah genetik, infeksi, penggunaan obat-obatan tertentu, dan paparan bahan kimia.
  • Kerusakan sel darah merah
  • Kondisi seperti anemia hemolitik dan talasemia menyebabkan sel darah merah rusak lebih cepat daripada yang diproduksi, menyebabkan anemia.
  • Kekurangan vitamin B12 atau asam folat
  • Penyebab kadar rendanya eritrosit adalah kekurangan vitamin B12 atau sama folat. Vitamin ini diperlukan untuk pembentukan sel darah merah yang sehat. Kekurangan vitamin B12 dan asam folat dapat menyebabkan anemia.
  • Penyakit kronis, beberapa penyakit kronis seperti gagal ginjal, kanker, dan infeksi kronis dapat menyebabkan anemia.

Gejala

  • Kelelahan yang tidak wajar
  • Sesak napas
  • Detak jantung cepat atau tidak teratur
  • Pusing atau rasa lemah
  • Kulit pucat atau kuning
  • Sakit kepala
  • Kaki atau tangan dingin
  • Sulit berkonsentrasi

Demikianlah ulasan yang berkaitan dengan eritrosit. Dengan mengetahui lebih banyak tentang eritrosit dan perannya dalam tubuh, kita dapat lebih memahami pentingnya menjaga kesehatan tubuh kita secara keseluruhan. Terima kasih telah menyimak ulasan ini sampai selesai.

Referensi:

  • Jurnal Ilmiah The Physiological and Pathophysiological Roles of Erythrocyte Vesiculation
  • Polycythemia Vera: Myths, Mechanisms, and Management
  • European Journal of Haematology
  • Dimitrios Mytilinaios MD, PhD
  • The New England Journal of Medicine

Editor : Lamsari Gulo

Tag : #eritrosit adalah    #eritrosi normal    #kesehatan    #fungsi eritsrosit    #eritrosit tinggi    #eritrosit rendah   

BACA JUGA

BERITA TERBARU