parboaboa

CEO TikTok Dicecar Anggota Kongres AS

Wanovy | Teknologi | 28-03-2023

Shou Zi Chew, Foto: Getty Images/Chip Somodevilla

PARBOABOA - Argumentasi pemerintah Amerika Serikat (AS) dan platform sosial TikTok atas potensi pelarangan penggunaannya di Negeri Paman Sam berada di titik baru saat CEO TikTok Shou Zi Chew dicecar komite anggota parlemen DPR negara itu dalam siang selama lima jam pada Kamis, 23 Maret 2023, waktu setempat.

Melansir ABC News, Sabtu (25/3/2023), aplikasi yang berbasis di China ini telah menghadapi pengawasan yang semakin meningkat dari pejabat pemerintah AS karena kekhawatiran bahwa data pengguna dapat jatuh ke tangan pemerintah China.

Juga, terdapat dugaan bahwa aplikasi tersebut dapat dipersenjatai China untuk menyebarkan informasi yang salah.

Anggota parlemen Republik dan Demokrat menekan Chew pada sejumlah topik, mulai dari praktik moderasi konten TikTok, bagaimana perusahaan berencana untuk mengamankan data Amerika dari Beijing, dan mengakui memata-matai wartawan.

Secara umum, para peneliti mengatakan TikTok berperilaku seperti perusahaan media sosial lainnya dalam hal pengumpulan data.

Dalam sebuah analisis yang dirilis pada tahun 2021, Citizen Lab nirlaba University of Toronto menemukan bahwa TikTok dan Facebook mengumpulkan data pengguna dalam jumlah serupa yang berharga bagi pengiklan.

Pada pernyataan pembuka, seorang perwakilan anggota parlemen mengatakan bahwa TikTok harus diblokir di AS. Sebab, aplikasi tersebut berasal dari China dan ada induknya, yaitu ByteDance, yang terbukti berhubungan dengan Partai Komunis China (CCP).

Karena hubungan dengan pemerintah China ini, TikTok dianggap bisa mengancam keamanan nasional AS, baik itu keamanan pemerintah maupun warganya. Sebab, TikTok diduga bisa memata-matai pengguna via aplikasi.

Chew tentunya menolak dugaan ini dan memastikan bahwa ByteDance bukan agen atau mata-mata dari pemerintah China.

Untuk meyakinkan para anggota parlemen atau kongres, Chew mengatakan bahwa TikTok saat ini tengah menjalankan sebuah rencana besar yang dijuluki "Project Texas". 

Sederhananya, rencana bernilai 1,5 miliar dolar AS (sekitar Rp 22,7 triliun) ini bakal membuat data pengguna TikTok yang berasal dari AS disimpan di dalam sebuah server yang berlokasi di AS juga.

Sehingga, ketika Project Texas rampung, data pengguna AS ini akan tetap terlindungi dari akses pihak-pihak, karyawan, atau server yang berasal dari luar AS.

Editor : Juni Sinaga

Tag : #tiktok    #ceo tiktok    #teknologi    #apps    #internet    #Shou Zi Chew   

BACA JUGA

BERITA TERBARU