parboaboa

BI Kembali Naikkan Suku Bunga Acuan 5,75 persen, IHSG dan Rupiah Menguat

Isnaini Kharisma | Daerah | 20-01-2023

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo mengatakan, suku bunga acuan naik menjadi 5,75 persen, sebagai langkah lanjutan untuk secara front loaded, pre-emptive, dan forward looking memastikan terus berlanjutnya penurunan ekspektasi inflasi ke depan. (Foto : Tangkapan layar YouTube Bank Indonesia)

PARBOABOA, Medan - Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) memutuskan menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 5,75 persen suku bunga deposit facility sebesar 25 bps menjadi 5,00 persen dengan suku bunga lending facility sebesar 25 bps menjadi 6,50 persen. Pasca kenaikan, indeks harga saham gabungan (IHSG) dan rupiah menguat.

"Adapun keputusan kenaikan suku bunga yang lebih terukur ini merupakan langkah lanjutan untuk secara front loaded, pre-emptive, dan forward looking memastikan terus berlanjutnya penurunan ekspektasi inflasi dan inflasi ke depan," kata Gubernur BI, Perry Warjiyo dikutip Jumat, (20/1/2023).

Perry meyakini, kenaikan BI7DRR sebesar 225 bps sejak Agustus 2022 hingga menjadi 5,75 persen ini memadai untuk memastikan inflasi inti tetap berada dalam kisaran 3,0±1 persen pada semester I 2023 dan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) kembali ke dalam sasaran 3,0±1 persen pada semester II 2023.

"Dari kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah untuk mengendalikan inflasi barang impor (imported inflation) diperkuat dengan operasi moneter valas, termasuk implementasi instrumen berupa term deposit (TD) valas dari Devisa Hasil Ekspor (DHE) sesuai mekanisme pasar," sebut Perry.

BI terus memperkuat respons bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas dan momentum pemulihan ekonomi.

Terpisah, Ekonom Sumatra Utara (Sumut), Gunawan Benjamin mengungkapkan, sehari pasca kenaikan bunga acuan, kinerja  Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan mata uang Rupiah mengalami penguatan. Di akhir pekan ini, IHSG ditutup naik 0.81 persen di level 6.874,93. 

Katanya, kinerja IHSG di pekan ini mampu menghapus kerugian dalam 2 pekan sebelumnya sejak memasuki 2023.

Gunawan melanjutkan, kinerja IHSG masih akan dibayangi sejumlah data yang memburuk baik dari dalam dan luar negeri. Tahun ini akan jadi tahun pembuktikan efektifitas kebijakan moneter yang dilakukan oleh banyak Bank Sentral di dunia. Termasuk kenaikan bunga acuan yang telah dilakukan oleh BI dan yang akan dilakukan di masa yang akan datang.

"Dampak dari kenaikan bunga acuan (dimulai 2022) tersebut nantinya akan sangat dirasakan oleh pelaku usaha di tahun ini. Ditambah lagi efektifitas kenaikan bunga acuan di banyak Bank Sentral dalam meredam inflasi akan diuji di awal tahun ini. Umumnya akan dihiasi dengan realisasi pertumbuhan ekonomi yang menurun atau bahkan negatif (resesi), serta turunnya laju inflasi," ungkap Gunawan.

Menurutnya, meskipun nantinya sasaran kebijakan Bank Sentral dinilai akan mampu mencapai hasil sesuai target di awal, dampak kerusakan yang diakibatkan oleh kebijakan tersebut justru bisa memicu terjadinya tekanan pada bursa saham.

Dari sisi kinerja mata uang rupiah yang menguat dikisaran 15.088 per dollar amerika pada perdagangan Jumat (20/01/2023) menjadi kabar baik bagi ekonomi nasional. 

"Karena penguatan rupiah akan sangat membantu meredam laju tekanan inflasi di tanah air. Meski rupiah menguat, pemerintah perlu tetap melakukan upaya untuk menarik devisa hasil ekspor yang terparkir di negara lain," terangnya.

Lebih lanjut, harga emas dalam tren naik selama sepekan terkahir. Harga emas saat ini diperdagangkan dikisaran 1.929 dollar amerika per ons troy, atau sekitar 939 ribu per gramnya. Emas sendiri masih berpeluang menguat dalam jangka pendek mendekati 2.000 dollar amerika per ons troy.

Editor : -

Tag : #bank indonesia    #suku bunga    #daerah    #rupiah    #medan    #sumut   

BACA JUGA

BERITA TERBARU