Apotek di Siantar Stop Penjualan Obat Sirup, Tapi Layani Obat Racik

PARBOABOA, Pematang Siantar - Puluhan apotek di Pematang Siantar sudah menarik obat-obatan berbentuk sirup yang diduga mengandung etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DE) penyebab gagal ginjal akut. Ada ribuan produk dikembalikan ke distributor perusahaan farmasi.
 
Tim Parboaboa telah mendatangi beberapa apotek, salah satunya Kimia Farma yang di Jalan Kartini untuk konfirmasi terkait peredaran obat-obatan penyebab gagal ginjal.
 
Petugas apoteker Kimia Farma, Edy Syahputra mengatakan, obat sirup yang dilarang peredarannya oleh pemerintah sudah ditarik langsung pihak distributor beberapa hari lalu. Saat ini stok sudah tidak ada.
 
“Sejak pemberitahuan di awal tentang larangan menjual obat sirup yang diduga menyebkan gagal ginjal akut, sejak saat itu di sini sudah kita tarik. Tidak ada lagi jenis obat sirup di depan (dipajang),” kata Edy, Kamis, (27/10).
 
Edy menyebut, selain ada obat-obatan yang ditarik penjualannya, ada juga beberapa jenis tertentu yang masih diperbolehlkan untuk dipasarkan, namun sayang dia tidak menyebut merk nya apa saja.
 
“Kementerian Kesehatan ada merilis kembali beberapa jenis obat telah diperbolehkan untuk dijual, tapi masih belum bisa kita pajang karena belum ada perintah dari pemerintah untuk memajang jenis obatan tersebut,” jelas Edy.
 
“Obat yang masih diperbolehkan di pajang hanya jenis obat bebas” lanjut Edy.
 
Apotek lainnya yang berada di Jalan MH Sitorus bernama Apotek Hj. Hendrayatni. Salah satu petugas, Ayu menyebut, obat-obatan yang dilarang pemerintah sudah ditarik distributor langsung, namun ada di antara lainnya masih dipajang di etalase toko.
 
“Semua jenis obatan yang di larang peredarannya telah di tarik oleh distributor, tapi tidak semua sirup ditarik ada beberapa yang tidak ditarik,” kata Ayu.
 
Ayu juga mengatakan, di tempatnya masih melayani penjualan obat racikan sesuai dengan dosis anjuran. 
 
“Kan tidak semua sirup, hanya ada beberapa aja. Tapi kalau misalnya mereka tidak mau yang ada di sini, terpaksa kami yang meracik sendiri sesuai dosis yang dibutuhkan” jelas Ayu.