parboaboa

14.447 Anak di Simalungun Terdampak Stunting

Patrick | Daerah | 04-02-2023

Kementerian Kesehatan mengeluarkan angka pravelensi stunting di Kabupaten Simalungun 17,4 persen. (Foto: Dok. Kemenkes RI)

PARBOABOA, Simalungun- Kementerian Kesehatan mengeluarkan angka pravelensi stunting di Kabupaten Simalungun 17,4 persen. Jika dihitung berdasarkan angka kelahiran bayi menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) ada 83.030 bayi dengan jarak umur 0-4 tahun, maka ada sekitar 14.447 anak yang terdampak keterlambatan pertumbuhan.

Kepala Dinas Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kabupaten Simalungun, Gimrod Sinaga menyebut ada penurunun yang signifikan di wilayah Simalungun. Sesuai data Survey Status Gizi Indonesia (SSGI), angka prevalensi stunting di kabupaten ini menjadi 17,4 persen di 2023 dibanding 2021-2022 yang di angka 28 persen.

"Penurunannya sekitar 10,6 persen. Ini resmi dari data SSGI yang disampaikan pada Rakernas penurunan stunting pada 25 Januari 2023 lalu yang dihadiri Presiden RI di Auditorium BKKBN Halim Perdanakusuma," ucap Gimrood kepada Parboaboa, Sabtu (04/02/2023).

Ia menjelaskan berdasarkan SSGI 2021 Kementerian Kesehatan RI, prevalensi stunting di Kabupaten Simalungun sebesar 28 persen, artinya dari 100 balita yang diukur ditemukan 28 balita stunting.

"Kementerian Kesehatan memberikan target kepada Kabupaten Simalungun penurunannya stuntingnya menjadi 14 persen hingga 2024," terangnya.

Ia menyebut, data Badan Pusat Statistik (BPS) Simalungun tercatat sebanyak 83.030 bayi dengan jarak umur 0 sampai 4 tahun. "Jika disesuaikan dengan angka pravelensi dari SSGI 17,4 persen maka jumlah anak yang terdampak kasus stunting sekitar 14.447 anak," sebutnya.

Menurutnya, penurunan prevalensi stunting, merupakan hasil kerja sama yang dibangun selama ini antara TPPS dengan seluruh masyarakat dan berbagai pihak di Kabupaten Simalungun termasuk TP PKK Simalungun.

"Berbagai upaya yang kita lakukan untuk menekan angka prevalensi stunting di Simalungun, seperti pemberian makanan tambahan kepada batita dan ibu hamil termasuk pemeriksaan kepada calon pengantin,"jelas Gimrood.

Terpisah Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat  Dinas Kesehatan Kabupaten Simalungun, Risbon Saragih mengatakan, selama periode 2022 terdapat ratusan kasus stunting di Simalungun. 

"Terdapat 614 kasus Stunting periode Agustus 2022 di wilayah Simalungun yang terdapat di seluruh kecamatan," pungkas Risbon.

Editor : RW

Tag : #simalungun    #stunting    #daerah    #kemenkes    #bps    #bkkbn    #bayi    #berita sumut   

BACA JUGA

BERITA TERBARU